
Animasi di Indonesia memiliki sejarah yang kaya dan menarik. Awalnya, animasi di tanah air mulai dikenal melalui iklan televisi pada era 1970-an, seperti iklan sabun mandi yang dibuat dengan teknik stop motion. Kemudian, pada 1980-an, lahir karya animasi lokal pertama yang digunakan untuk mendukung promosi dan iklan. Meskipun teknologi pada masa itu masih terbatas, kreativitas animator Indonesia tetap bersinar.
Pada 1990-an, muncul animasi pendek yang ditayangkan dalam segmen acara televisi anak-anak. Salah satu contohnya adalah serial “Si Huma” yang tayang di TVRI. Keberadaan animasi ini menunjukkan bahwa masyarakat mulai tertarik dengan hiburan berbasis animasi. Namun, keterbatasan sumber daya membuat perkembangan industri animasi berjalan lambat.

Memasuki tahun 2000-an, teknologi digital membawa angin segar bagi dunia animasi. Studio-studio kecil mulai bermunculan, dan karya animasi lokal seperti “Adit & Sopo Jarwo” berhasil menarik perhatian publik. Selain itu, kehadiran festival animasi internasional yang diikuti oleh animator Indonesia menjadi bukti bahwa kualitas karya lokal semakin diakui.
Saat ini, Indonesia telah memiliki banyak studio animasi yang memproduksi karya untuk pasar lokal maupun internasional. Produksi seperti “Battle of Surabaya” dari MSV Pictures menjadi salah satu animasi lokal yang meraih penghargaan internasional. Dengan terus berkembangnya teknologi dan dukungan pemerintah, masa depan animasi Indonesia tampak cerah.
Namun, untuk terus maju, animator Indonesia perlu meningkatkan keterampilan teknis dan kreatif, serta menciptakan cerita yang relevan dengan penonton global. Sejarah panjang animasi di Indonesia menjadi fondasi yang kuat untuk mencapai keberhasilan yang lebih besar di masa depan.